Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di ASEAN, termasuk Indonesia, memiliki peran signifikan dalam mendukung perekonomian. Di Indonesia, jumlah UMKM mencapai 65,5 juta unit pada tahun 2024, menjadikannya yang tertinggi di kawasan ASEAN. UMKM ini tersebar di berbagai sektor, seperti kuliner, fesyen, kerajinan tangan, dan teknologi digital. Namun, UMKM menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan akses terhadap modal, teknologi, sumber daya manusia, serta hambatan kebijakan dan pasar, yang menghalangi inovasi dan daya saing. Selain itu, orientasi kewirausahaan antara pengusaha pria dan wanita menunjukkan perbedaan, di mana pengusaha pria umumnya lebih inovatif, proaktif, dan berani mengambil risiko dibandingkan pengusaha wanita, sehingga menghasilkan variasi dalam kinerja UMKM yang mereka kelola. Masalah lain yang dihadapi UMKM di Indonesia meliputi rendahnya tingkat literasi kewirausahaan, lambatnya adopsi teknologi baru, serta tantangan untuk bersaing di pasar global. Situasi ini diperburuk oleh dukungan pemerintah yang sering dianggap belum efektif oleh banyak pelaku UMKM. Dalam konteks tersebut, peran gender dan orientasi kewirausahaan menjadi aspek penting yang perlu diteliti, terutama untuk memahami bagaimana inovasi dan kewirausahaan dapat memengaruhi kinerja UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan dan inovasi terhadap kinerja UMKM di Indonesia, khususnya pada wirausahawan pria. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji hubungan antar variabel yang menjadi fokus kajian dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dan melibatkan 411 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Studi ini diharapkan memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara gender, orientasi kewirausahaan, inovasi, dan kinerja UMKM.