Perkembangan teknologi digital telah memengaruhi cara belajar anak-anak masa kini, yang cenderung lebih menyukai metode belajar visual dan interaktif. Sementara itu, sebagian besar orang tua masih mengandalkan pendekatan belajar tradisional yang lebih terstruktur dan tenang. Ketimpangan ini kerap memicu konflik dalam keluarga, menunjukkan adanya kesenjangan antar generasi. Film pendek fiksi berjudul Jam Wajib Belajar dirancang sebagai media reflektif yang menyoroti dinamika tersebut, sekaligus mengangkat pentingnya peran orang tua dalam menyesuaikan pola komunikasi dan pengasuhan di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi, studi literatur, serta analisis terhadap film sejenis sebagai acuan visual, dengan analisis deskriptif dan matriks perbandingan untuk merancang konsep visual yang tepat. Tahap pra-produksi mencakup riset, penulisan skenario, dan perencanaan visual, sementara tahap produksi difokuskan pada penataan kamera, komposisi gambar, dan pencahayaan guna memperkuat pesan emosional film. Pada tahap pascaproduksi dilakukan penyuntingan visual, koreksi warna, dan penyusunan narasi akhir yang sesuai dengan konsep awal. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah film pendek berdurasi ±15 menit yang diharapkan mampu menjadi media reflektif sekaligus edukatif untuk mendorong keterlibatan orang tua dalam menciptakan lingkungan rumah yang mendukung pengembangan literasi anak.
Kata Kunci: Film Pendek, kesenjangan generasi, Penataan Kamera, Sinematografi.