Indonesia dalam beberapa bulan terakhir menghadapi tantangan ekonomi signifikan
berupa deflasi yang menyebabkan penurunan permintaan agregat dan melemahnya aktivitas
ekonomi. Kondisi ini berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan
investasi serta meningkatnya tingkat pengangguran yang mencapai 4,91% pada Agustus 2024.
Deflasi yang dipicu oleh penurunan harga komoditas dan melimpahnya pasokan ini
memperburuk tekanan daya beli masyarakat. Dalam situasi tersebut, investasi melalui trading
Foreign Exchange (Forex) muncul sebagai alternatif sumber penghasilan tambahan, meskipun
memiliki risiko tinggi terutama bagi trader pemula yang kurang pengalaman.
Sebagai solusi untuk mengatasi risiko dalam trading forex, dikembangkan Expert
Advisor (EA) bernama Trading-Dong 2.0 yang menggunakan platform MetaTrader 5 dengan
fokus pada pasar XAUUSD dan time frame M15. EA ini mengintegrasikan teknologi Artificial
Intelligence (AI) berbasis algoritma CatBoost untuk meningkatkan akurasi prediksi dan
adaptasi terhadap kondisi pasar yang dinamis. Sistem juga menerapkan manajemen risiko ketat
melalui fitur trailing stop loss otomatis, pengelolaan lot dinamis serta pemantauan drawdown
secara real time. Pengembangan ini mematuhi regulasi BAPPEBTI No. 12/2022 untuk
memastikan legalitas dan keamanan penggunaan EA.
Hasil pengujian backtesting selama dua tahun menunjukkan bahwa Trading-Dong 2.0
dengan integrasi AI mencapai win rate 62,14%, drawdown 15,36% dan Return on Investment
(ROI) sebesar 590%, meningkat dibandingkan versi tanpa AI. Pengujian real time selama satu
minggu menghasilkan win rate 100%, drawdown 0% dan ROI 92,18%, yang jauh lebih baik
dari versi sebelumnya. Dengan demikian, Trading-Dong 2.0 dapat menjadi solusi trading forex
yang efektif, legal dan dapat diandalkan untuk mendukung peningkatan pendapatan
masyarakat Indonesia di tengah tantangan ekonomi deflasi.
Kata Kunci: Artificial Intelligence, Expert Advisor, Forex Trading.