Industri konveksi merupakan sektor penting dalam penyediaan kebutuhan sandang dan memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah PT ABC yang berlokasi di Kabupaten Bandung. PT ABC memproduksi berbagai jenis produk seperti sprei, kerudung, pashmina, dan gamis, dengan fokus penelitian ini adalah produk gamis karena tingkat kesulitan produksinya lebih tinggi. Namun, berdasarkan data produksi selama 12 bulan terakhir (Agustus 2023 – Juli 2024), ditemukan bahwa persentase produk cacat masih melebihi ambang toleransi cacat perusahaan sebesar 2%, dengan tingkat paling tinggi di 3,72%. Kecacatan produk ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesalahan jahitan, ukuran tidak sesuai standar, bahan baku bernoda, dan kegagalan fungsi resleting atau kancing. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih menghadapi masalah kualitas yang memerlukan perhatian dan penanganan yang sistematis.
Dalam penelitian ini digunakan metode
House of Risk (HOR) untuk mengidentifikasi strategi mitigasi risiko pada proses produksi produk gamis. Metode HOR terdiri dari 2 fase. Fase pertama digunakan untuk menentukan prioritas risiko. Fase kedua digunakan untuk memberikan startegi mitigasi risiko. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner terhadap 14 responden dari pihak produksi PT ABC, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi internal perusahaan. Identifikasi dilakukan pada seluruh proses produksi gamis mulai dari pengadaan bahan, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan, pemasangan aksesoris, quality control, hingga proses finishing.
Pada HOR fase 1, teridentifikasi 18 kejadian risiko dan 22 penyebab risiko, kemudian dari 22 penyebab risiko, terdapat 9 prioritas penyebab risiko yang berkontribusi terhadap kecacatan produk, di antaranya adalah ketidaktelitian pekerja, pekerja terburu-buru, ketidakkonsistenan
quality control, hingga pengaturan mesin yang kurang tepat. Nilai ARP tertinggi diperoleh oleh penyebab risiko "ketidaktelitian pekerja" dengan nilai ARP 4320. Selanjutnya, pada HOR fase 2 dilakukan identifikasi strategi mitigasi risiko untuk 9 prioritas penyebab risiko dan didapatkan 10 strategi mitigasi risiko. 10 strategi mitigasi risiko tersebut adalah penyusunan instruksi kerja terdokumentasi, pembuatan dokumen manual inspeksi, penerapan sistem
reward dan
punishment, hingga perawatan rutin mesin obras. Nilai ETD tertinggi diperoleh oleh strategi mitigasi risiko ”menyusun instruksi kerja terdokumentasi” dengan nilai ETD 35514.
Kata kunci: House of Risk (HOR), mitigasi risiko, konveksi.