Masalah kesehatan mental yang dialami pada kalangan Generasi Z dapat memengaruhi gejala psikologis dan emosional. Isu ini relevan dengan terjadinya fenomena kecenderungan akan kecanduan penggunaan media sosial yang secara berlebihan sehingga berdampak pada kehidupan setiap individunya, salah satu dampak yang terjadi yaitu terjadi hambatan pada proses pengembangan diri atau Self Development . Media sosial menjadi saluran komunikasi digital yang memiliki peran dalam menyebarkan informasi mengenai Self Development. Terdapat platform yang aktif membahas topik tersebut adalah akun TikTok @brilionaire. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana audiens memaknai pesan terkait Self Development yang disampaikan melalui akun TikTok tersebut. Pendekatan yang digunakan mengacu pada analisis resepsi Stuart Hall (model encoding-decoding) dengan tiga kategori posisi: Dominant-Hegemonic, Negotiated, dan Oppositional. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme, serta menggunakan resepsi Stuart Hall sebagai metode analisisnya. Subjek dalam penelitian ini adalah pengikut akun @brilionaire yang kemudian diminta untuk menginterpretasikan lima konten bertema Self Development . Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa 7 informan meresepsi pesan mengenai Self Development dan menempatkan 7 dari 5 informan dalam Dominant-Hegemonic Position, 1 dari 7 informan menempati Negotiated Position, dan 1 yang menempati pada Oppositional Position.