Penelitian ini membahas representasi subkultur Dark Academia melalui perbandingan sampul internasional dan Indonesia dari novel Babel karya R.F. Kuang. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes (denotasi, konotasi, mitos), studi ini menganalisis elemen visual seperti citra, tipografi, warna, dan komposisi. Metode yang digunakan adalah kualitatif komparatif, melibatkan analisis dokumen dan wawancara dengan ilustrator versi Indonesia, tiga pakar semiotika, dan tiga pembaca awam. Hasil menunjukkan bahwa sampul internasional menggambarkan atmosfer akademik yang gelap dan kaku, sementara versi Indonesia menampilkan visual yang lebih hangat dan terbuka. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan konteks budaya dan strategi komunikasi visual yang dilakukan oleh desainer sampul. Melalui model encoding/decoding dari Hall, studi ini mengungkapkan bagaimana makna diproduksi dan diinterpretasi secara berbeda oleh desainer dan audiens yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Penelitian ini juga menunjukkan bagaimana gaya komunikasi high-context dan low-context memengaruhi persepsi visual dan bagaimana desain grafis dapat menjembatani dan mengubah persepsi narasi lintas budaya.