Penelitian mengenai pengaruh video game aksi terhadap integrasi multisensori, khususnya dalam konteks konflik sensoris masih terbatas. Stroop test klasik yang telah digunakan hanya melibatkan konflik visual tanpa mempertimbangkan aspek multisensori. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi audiovisual pada pemain video game aksi menggunakan modifikasi stroop test dengan distraksi audio dan Trail Making Test (TMT) sebagai validasi objektif klasifikasi pemain video game aksi.
Penelitian melibatkan pemain dan non-pemain video game aksi yang menjalani TMT A dan B, diikuti stroop test klasik dan stroop test dengan distraksi audio. Stimulus visual berupa kata berwarna dikombinasikan dengan stimulus audio. Data waktu reaksi, akurasi, dan waktu penyelesaian TMT dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi.
Berdasarkan hasil Pemain video game aksi memiliki waktu reaksi yang konsisten lebih cepat dibandingkan non pemain, baik dalam kondisi kongruen maupun inkongruen. Selisih waktu reaksi berkisar 17-172 ms, dengan variabilitas yang lebih rendah pada kelompok pemain, mengindikasikan stabilitas performa yang lebih baik. Pemain video game aksi menunjukkan kemampuan pemrosesan audiovisual yang lebih cepat dibandingkan dengan non pemain. Hal ini menunjukkan bahwa pemain video game aksi lebih efisien dalam mengidentifikasi stimulus visual yang relevan meskipun terdapat distraksi audio.