Permasalahan utama dalam pengadaan barang pada startup Affor Gadget adalah ketidakteraturan proses manajemen inventori yang belum optimal, serta ketidaksesuaian antara perencanaan dan eksekusi. Hal ini mengakibatkan risiko seperti overstock, stockout, dan pencatatan data yang tidak akurat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menerapkan sebuah metode Inventory Management dengan pendekatan Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP), serta dikombinasikan dengan sistem Push and Pull. Tujuan penerapan metode ini adalah meningkatkan efektivitas perencanaan dan distribusi barang, efisiensi anggaran, perbaikan pencatatan, serta pengambilan keputusan berbasis data aktual. Strategi pemilihan pemasok dan pengadaan berdasarkan permintaan pasar juga menjadi kunci dalam membangun rantai pasok yang dapat menyesuaikan sehingga dapat berkelanjutan. Hasil implementasi menunjukkan peningkatan efisiensi operasional dan penurunan risiko kesalahan dalam pengelolaan barang. Dalam satu tahun, perusahaan mengadakan 105 unit dengan total profit Rp20.240.000 dengan detail awal tahun 2024 hingga Desember 2024 memperoleh 75 unit dengan Profit sebesar Rp.9.640.000, dan dalam tiga bulan di tahun 2025, perusahaan memperoleh 30 unit barang dengan profit Rp10.600.000. Ini menunjukkan bahwa metode Inventory Management berkontribusi besar dalam efisiensi pengadaan dan peningkatan profit. Temuan ini membuktikan bahwa metode Inventory Management memberikan kontribusi signifikan terhadap optimalisasi pengadaan dan peningkatan profitabilitas perusahaan.