Panel surya banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan, namun
kinerjanya dipengaruhi oleh suhu dan intensitas cahaya. Di wilayah tropis seperti
Indonesia, suhu panel sering melampaui batas optimal, sehingga efisiensinya
menurun. Sistem pendingin berbasis air telah digunakan untuk menjaga suhu panel,
tetapi sebagian besar penelitian hanya melakukan uji suhu atau daya tanpa sistem
pemantauan terintegrasi yang membandingkan panel dengan dan tanpa pendingin
secara bersamaan.
Penelitian ini merancang sistem monitoring yang mengukur tegangan, arus,
suhu permukaan panel, suhu dan kelembapan lingkungan, serta intensitas radiasi
matahari secara otomatis. Sistem berbasis mikrokontroler ESP32 ini terhubung ke
sensor PZEM-017 dan PZEM-016, sensor suhu DS18B20, sensor DHT22, dan
pyranometer. Data dibaca secara terjadwal lalu dikirim real-time ke Google
Spreadsheet melalui koneksi Wi-Fi, sehingga dapat dipantau dari jarak jauh.
Dengan pendekatan ini, diperoleh platform pemantauan menyeluruh untuk
menganalisis kinerja panel surya dengan dan tanpa pendingin dalam kondisi yang
sama.
Hasil dari proyek akhir ini yaitu panel dengan pendinginan menghasilkan
daya rata-rata 84,86W, lebih tinggi dibandingkan dengan panel tanpa pendinginan
yang hanya menghasilkan 46,06W. Selain itu, panel dengan pendinginan
menunjukkan kestabilan tegangan dan arus yang lebih baik, yang berkontribusi
pada peningkatan efisiensi keseluruhan sistem. Penggunaan sistem pendingin
terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja panel fotovoltaik, serta sistem
monitoring yang dirancang mempermudah analisis dan pemeliharaan sistem tenaga
surya off-grid
Kata Kunci: Panel Surya, Efisiensi Energi, Monitoring real-time, Sistem Pendingin
Air