Acne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan prevalensi global mencapai 9,48% dan menjadi masalah dermatologis yang umum terjadi. Penyebab utama acne vulgaris meliputi gangguan pada kelenjar sebasea yang dipengaruhi oleh hormon androgen, peningkatan asam lemak sebum, hiperkeratinisasi folikel, perubahan kolonisasi P. acnes, serta respons inflamasi. Berbagai metode pengobatan telah dikembangkan, baik dalam bentuk oral maupun topikal, termasuk acne patch yang kini menarik perhatian karena memberikan kenyamanan lebih dan meningkatkan keamanan penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi konsentrasi kitosan terhadap karakteristik kimia dan pelepasan senyawa aktif dari patch berbasis PVA dan asam salisilat. Patch diformulasi menggunakan metode elektrospinning dengan variasi konsentrasi kitosan sebesar 1%, 2%, dan 3%. Pengujian dilakukan menggunakan FTIR untuk analisis kimia serta uji pelepasan senyawa menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa kombinasi PVA, kitosan, dan asam salisilat menghasilkan interaksi kimia yang stabil melalui pembentukan ikatan hidrogen antara gugus -OH, -NH?, dan C=O. Formulasi dengan kitosan 2% menunjukkan spektrum paling stabil, menandakan kestabilan struktur kimia dalam matriks. Uji pelepasan senyawa menunjukkan bahwa konsentrasi kitosan 1% menghasilkan pelepasan cepat (burst release), sedangkan konsentrasi 3% menghambat pelepasan karena struktur terlalu rapat. Formulasi dengan kitosan 2% memberikan profil pelepasan paling seimbang dan terkendali selama 24 jam. Hasil uji SEM menunjukkan bahwa membran PVA 10% memiliki morfologi serat yang halus dan seragam, sedangkan penambahan kitosan 2% menghasilkan serat dengan agregat partikel yang mempengaruhi homogenitas struktur dan berpotensi menurunkan kenyamanan aplikasi. Dengan demikian, formulasi PVA/AS/Ch_2% dinilai paling optimal untuk aplikasi patch acne topikal.
Kata Kunci: Acne vulgaris, asam salisilat, elektrospinning, kitosan, PVA