Gas karbon monoksida dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari mesin kendaraan bermotor. Gas karbon monoksida, dapat membahayakan kesehatan teknisi bengkel apabila terhirup dalam konsentrasi tinggi. Saat ini, sirkulasi udara dalam bengkel, masih banyak yang menggunakan sistem manual, seperti hanya jendela saja dengan kipas sebagai sistem sirkulasinya. Sehingga menyebabkan kurang maksimal dalam menjaga kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembuatan sistem ventilasi udara otomatis guna mencegah akumulasi gas CO di ruang bengkel mobil. Metode yang digunakan meliputi perancangan, pembuatan, pengujian, dan analisis sistem untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ventilasi otomatis mampu mengaktifkan kipas saat kadar CO melebihi batas aman 10 PPM dengan perangkat memiliki rata-rata akurasi sensor MICS 5524 sebesar 90.05% (pada pengujian 10 PPM), 89.95% (pada pengujian 20 PPM), 90% (pada pengujian 30 PPM), dan 91% (pada pengujian 80 PPM). Selain itu, sistem monitoring berbasis platform Blynk berhasil menampilkan kadar CO (dalam PPM) dan status kipas secara real-time melalui Blynk dengan rata-rata delay 73.32 ms. Dengan demikian, sistem ini dapat mencegah paparan gas karbon monoksida dan dapat meningkatkan keselamatan pekerja bengkel.
Kata kunci : karbon monoksida, ventilasi otomatis, bengkel, monitoring, Blynk