Perkembangan pesat jaringan telekomunikasi nirkabel, khususnya di wilayah padat penduduk, mendorong penggunaan teknologi Massive MIMO dan 3D beamforming untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan efisiensi spektrum. 3D beamforming memungkinkan pemfokusan sinyal dalam ruang tiga dimensi, dan salah satu implementasinya adalah pada sistem Virtual Small Cell (VSC), khususnya Direct VSC. Pada skema ini, Base Station (BS) Massive-MIMO langsung melayani beberapa User Equipment (UE) dalam klaster geografis. Namun, korelasi kanal yang tinggi antar layer menimbulkan interferensi yang menurunkan performa sistem. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja algoritma precoding MMSE, MRT, dan ZF pada 3D beamforming Massive MIMO dalam skenario Direct VSC. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Hasil menunjukkan bahwa algoritma MMSE memberikan performa terbaik dengan rata-rata SINR sebesar 28.1 dB dan bandwidth efficiency 9.34 bps/Hz, diikuti ZF dengan SINR 27.84 dB dan bandwidth efficiency 9.25 bps/Hz. MRT menunjukkan performa paling rendah dengan SINR 4.43 dB dan bandwidth efficiency 1.91 bps/Hz. Sementara itu, rata- rata power received ketiganya relatif serupa di sekitar -41.4 dBm, dipengaruhi oleh jarak antara BS dan UE. Dengan demikian, algoritma precoding MMSE unggul dalam aspek SINR dan bandwidth efficiency , disusul oleh ZF, sementara MRT memiliki performa yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan precoding MMSE dan ZF.
Kata kunci: 3D Beamforming, Interferensi, Massive-MIMO, Precoding, Virtual Small Cell (VSC)