ABSTRAKSI: (IPv6) adalah generasi selanjutnya dari protokol jaringan yang akan menggantikan IPv4. Berbagai mekanisme telah di buat untuk bisa menghubungkan jaringan IPv6 dan IPv4, akan tetapi mekanisme-mekanisme yang ada membutuhkan konfigurasi manual. Oleh karena itu mekanisme Automatic Tunneling sangat baik untuk mengatasi permasalahan karena terdapat penyederhanaan dalam konfigurasinya. Akan tetapi pemakaian Automatic Tunneling akan mempengaruhi QoS oleh karena itu di pakailah Tunnel Broker agar konfigurasi manual dapat di implementasikan dengan lebih mudah tanpa mengorbankan performansi jaringan.
Tugas akhir ini mengimplementasikan interkoneksi jaringan IPv4 IPv6 dengan metode 6to4 Tunneling, Configured Tunneling dan Configured Tunneling dengan layanan Tunnel Broker. Lalu di jalankan percobaan mengenai performansi ketiga mekanisme tersebut saat di jalankan aplikasi HTTP dan video streaming.
Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa jaringan Configured Tunneling memiliki performansi lebih baik daripada Automatic Tunneling dengan nilai Delay terbesar 29.0295, Throughput 47843.353, Jitter 14.61, Packet loss 34.033, Throughput HTTP 9505.8098 dan Retransmisi 0.0862. Sedangkan pada Tunnel Broker, perbedaaan performansi dengan Configured Tunneling tidak terlalu besar karena sifatnya sebagai layanan tambahan. Perbedaan performansi terjauh pada delay Tunnel Broker dan Configured Tunneling sebesar 20.9501 dan 20.542, throughput sebesar 76650.69 dan 75154.718, jitter sebesar 10.10 dan 10.729, Packet loss sebesar 21.827 dan 22.44, throughput HTTP sebesar 271247.8 dan 262482.42, dan Retransmisi sebesar 0.0564 dan 0.0597.
Kata Kunci : Kata kunci: Interkoneksi IPv4 IPv6, Automatic Tunneling, Configured Tunneling,Tunnel Broker, HTTP, Video streaming, Throughput, Delay, Jitter, Packet Loss,RetransmisiABSTRACT: (IPv6) is the next generation network protokols that will replace IPv4. Various mechanisms have been made to interconnect IPv6 and IPv4 networks, but the developed mechanisms require manual configuration. Therefore Automatic Tunneling is a more suitable mechanism for addressing the issue. However, the use of Automatic Tunneling will therefore affect the QoS in the network so Tunnel Broker is used for manual configuration can be implemented more easily without sacrificing network performance.
At this Final Project, the implemented transition mechanisms are 6to4 Tunneling, Configured Tunneling, and Configured Tunneling with Tunnel Broker service. The analyses are the use of these methods on HTTP and video streaming application.
From the experiments results concluded that Configured Tunneling is known for better performance than the Automatic Tunneling with the largest value are Delay 29.0295, Throughput 47843.353, Jitter 14.61, Packet loss 34.033, Throughput HTTP 9505.8098 and Retransmission 0.0862. While in Configured Tunneling with Tunnel Broker service, the performance difference is not too large with the largest margin between Configured Tunneling and Tunnel Broker for delay are 20.9501 and 20.542, throughput 76650.69 and 75154.718, jitter 10.10 and 10.729, sebesar 21.827 and 22.44, throughput HTTP 271247.8 and 262482.42, and Retransmission 0.0564 dan 0.0597.
Keyword: Keyword: Interkoneksi IPv4 IPv6, Automatic Tunneling, Configured Tunneling,Tunnel Broker, HTTP, Video streaming, Throughput, Delay, Jitter, Packet Loss,Retransmission