Bandung menjadi salah satu destinasi kota liburan untuk warga-warga khususnya dari luar kota maupun luar negeri. Banyaknya warga luar kota dan luar negri yang berkunjung ke Kota Bandung khususnya di daerah Asia-Afrika ini, tentunya secara langsung berpengaruh pada bisnis perhotelan. Dengan persaingan pasar yang cukup ketat, hotel kemudian menarik perhatian pengunjung melalui berbagai cara, salah satunya melalui desain hotel. Boutique Hotel menjadi salah satu objek yang memiliki peluang besar dalam persaingan pasar dan banyak diminati wisatawan luar kota maupun luar negri yang cenderung ingin mancari pengalaman baru yang belum ditemukan di tempat lain.
Satu-satunya Boutique Hotel yang ada di Asia-Afrika adalah Hotel Kumala. Namun, adanya ketidaksesuaian jenis (Boutique Hotel) secara umum pada Hotel Kumala yang terlihat dari beberapa aspek. Hotel ini secara visual tidak terlihat tema desainnya, sehingga hotel ini belum dapat dikatakan hotel yang memiliki orisinalitas. Hotel Kumala berlokasi Asia-Afrika, dimana area ini adalah salah satu tempat wisata yang arsitekturnya sangat kuat akan gaya-gaya Art Deco. Pemanfaatan site plan dan lingkungan sekitar belum diterapkan untuk gaya desain. Pemilihan material sebagai pendukung suasana mewah belum diterapkan secara maksimal. Selain itu, Hotel Kumala kurang direkomendasikan sebagai salah satu hotel pilihan untuk menginap, ini dikarenakan konsep hotel tematik masih belum terlihat, sehingga pengunjung belum mendapatan sebuah pengalaman baru (unik) yang bisa diceritakan, yang menjadi strategi pemasaran Boutique Hotel. Sehingga dengan kata lain, hotel ni tidak termasuk low profile.
Adapun ruang lingkup dalam Tugas Akhir ini adalah meredesain hotel sesuai dengan standar baik klasifikasi maupun jenisnya dengan pertimbangan desain yang spesifik yaitu hotel yang berkarakter Boutique Hotel. Beberapa tujuan yang ingin didapat dari redesain Hotel Kumala ini adalah menjadikan hotel ini sesuai dengan jenisnya yaitu hotel yang memiliki karakter Boutique Hotel dan menjadikan hotel ini memiliki ruang-ruang yang memenuhi standar besaran ruang sesuai dengan kapasitas pengguna ruang dan dapat difungsikan secara optimal.
Adapun metode perancangan yang dilakukan yaitu survey lapangan meliputi : observasi / pengamatan langsung, interview / wawancara, studi banding, dan dokumentasi. Setelah itu melakukan studi kepustakaan, analisa data survey dan data kepustakaan, sintesa, programming, tema dan konsep perancangan, desain tahap awal, desain tahap pengembangan / alternatif desain, evaluasi, dan desain final.