Pada Fakultas Rekayasa Industri terdapat dua program studi, yaitu program studi
Teknik Industri dan Sistem Informasi. Masing-masing pogram studi memiliki
berbagai kegiatan salah satunya adalah kegiatan laboratorium. Pada laboratorium
tersebut tersimpan beberapa knowledge yang berguna bagi laboratorium maupun
FRI, contohnya adalah knowledge mengenai proses-proses laboratorium. Proses
laboratorium tersebut dilakukan oleh asisten yang nantinya akan menjadi suatu
knowledge berupa pengalaman asisten dalam melakukan proses. Namun,
knowledge tersebut masih berupa tacit knowledge asisten dan akan hilang saat
periode asisten tersebut berakhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya konversi
knowledge asisten yang masih berbentuk tacit knowledge menjadi knowledge yang
terdokumentasikan ke dalam bentuk explicit knowledge, sehingga knowledge
tersebut tersimpan di dalam laboratorium. Selain itu, knowledge berbentuk explicit
lebih mudah dipelajari. Proses laboratorium terbagi menjadi tiga, yaitu proses prapraktikum,
pelaksanaan praktikum dan pasca praktikum.
Kegiatan pra-praktikum pada laboratorium Fakultas Rekayasa Industri (FRI)
terdiri dari kegiatan pengajuan ATK dan BHP, pengajuan barang inventarisasi,
pembuatan jadwal praktikum, pembuatan modul, dan registrasi praktikum.
Kegiatan pra-praktikum tersebut masih belum terdokumentasi dengan baik. Selain
itu, terdapat perbedaan alur proses tiap laboratorium. Hal tersebut dikarenakan
adanya perbedaan kebiasaan dan pengalaman asisten laboratorium dalam
melakukan kegiatan pra-praktikum. Oleh karena itu, diperlukan proses
pendokumentasian dan mencari best practice dari proses pra-praktikum pada
laboratorium Fakultas Rekayasa Industri, sehingga alur proses kegiatan prapraktikum
yang dilakukan asisten laboratorium Fakultas Rekayasa Industri
terdokumentasi dan menjadi seragam.
Penelitian ini menggunakan metode SECI yang terdiri dari empat tahap
knowledge conversion yaitu Socialization, Externalization, Combination, dan
Internalization. Knowledge asisten laboratorium mengenai proses pra-praktikum
yang masih berbentuk tacit knowledge ditangkap dengan melakukan wawancara
sesuai dengan panduan wawancara yang telah dibuat. Tacit knowledge yang
didapat kemudian didokumentasikan menjadi suatu proses bisnis pra-praktikum.
Hasil proses bisnis pra-praktikum tiap laboratorium selanjutnya dijadikan dasar
dalam pencarian best practice dengan menggunakan factor rating method. Hasil
penelitian ini adalah best practice proses pra-praktikum yang berupa suatu
Standard Operation Procedure (SOP) dan akan dijadikan acuan untuk semua
laboratorium FRI. Best practice, tacit knowledge, Standard Operation Procedure