Sepatu basket high cut dikenal karena keunggulannya dalam memberikan stabilitas optimal bagi kaki pengguna. Namun fitur keamanan ini sering kali mengorbankan fleksibilitas gerak, yang menjadi tantangan bagi atlet. Masalah ini semakin relevan dengan temuan bahwa atlet basket pria remaja menggunakan sepatu basket tidak hanya untuk kebutuhan olahraga, tetapi juga sebagai sarana mengekspresikan diri dalam lingkup sosial yang dikenal sebagai athleisure. Fenomena ini memunculkan konsep "beauty is pain" versi pria, di mana mereka rela mengorbankan kenyamanan demi penampilan. Untuk menjawab kebutuhan yang ini dikembangkan sepatu basket tipe high cut menggunakan metode design thinking dengan collar adjustable sebagai solusi dengan pendekatan styling menggunakan brand archetype yaitu archetype The Ruler dan The Outlaw yang kemudian melahirkan seri desain Project Monarch dan seri Project Exile
Kata kuci: athleisure, high cut, The Ruler, The Outlaw, brand archetype