Fenomena peran ganda yang dialami perempuan yaitu sebagai pencari nafkah sekaligus penanggung jawab utama dalam ranah domestik yang merupakan dampak dari konstruksi budaya patriarkis yang menempatkan ekspektasi tinggi pada peran perempuan di rumah tangga. Budaya domestik yang sarat nilai tradisi, agama, dan pendidikan terus mereproduksi ekspektasi gender yang timpang, meskipun partisipasi perempuan dalam dunia kerja telah meningkat signifikan. Sedangkan di sisi lain, beban pengasuhan anak menjadi beban tambahan yang memperparah kondisi fisik dan mental perempuan. Hal ini tidak hanya berdampak pada perempuan dewasa, tetapi juga pada generasi muda yang menyerap nilai-nilai gender dari lingkungan terdekat mereka. Ketimpangan ini menjadi tantangan serius terhadap upaya menciptakan kesetaraan gender berkelanjutan. Penelitian ini mengambil lokasi di DKI Jakarta sebagai representasi wilayah urban dengan tingkat partisipasi kerja perempuan yang tinggi namun tetap dibayangi oleh kekerasan berbasis gender dan kesenjangan akses terhadap ruang publik. Sebagai respons terhadap isu ini, media visual berupa majalah editorial dirancang sebagai alat edukasi dan advokasi yang menyasar remaja dan dewasa muda. Dengan pendekatan storytelling, kritik budaya, dan eksplorasi visual, Buku ilustrasi editorial ini bertujuan untuk membuka kesadaran akan pentingnya keadilan gender serta representasi yang setara bagi perempuan, terutama dalam konteks peran domestik dan profesional.
Kata kunci : Peran ganda, domestik, perempuan.