Permasalahan food waste merupakan isu lingkungan yang penting untuk dibahas, terutama di kota besar seperti Bandung yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi, khususnya di sektor HORECA (hotel, restoran, dan kafe). Kelebihan makanan yang tidak tertangani dengan baik berpotensi menjadi limbah meskipun masih layak konsumsi. Penelitian ini merancang sebuah aplikasi mobile bernama Food Saver yang berfungsi sebagai platform distribusi makanan surplus berbasis komunitas. Proses perancangan dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan menggabungkan wawancara, observasi partisipatif, serta studi literatur untuk memahami kebutuhan pengguna dan konteks permasalahan secara mendalam. Hasil dari perancangan ini berupa antarmuka aplikasi yang bersih dan mudah digunakan, dilengkapi fitur donasi makanan, pelacakan distribusi berbasis lokasi, serta komunitas yang mendorong kolaborasi antar pengguna. Seluruh elemen visual dan fitur difokuskan untuk memudahkan proses berbagi makanan dan memperkuat interaksi sosial. Diskusi menunjukan bahwa pendekatan berbasis komunitas yang didukung dengan human centered design dapat memperkuat efektivitas distribusi makanan surplus. Keterlibatan aktif pengguna, terutama dari generasi muda, menunjukan potensi besar dalam pengurangan food waste jika difasilitasi melalui media digital yang tepat. Dengan demikian Food Saver tidak hanya menjadi jembatan antara pendonor dan penerima makanan, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan pendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.