Perkembangan teknologi digital mendorong transformasi berbagai sektor, termasuk sektor transportasi. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai penyedia layanan transportasi berbasis kereta api turut mengadopsi teknologi face recognition untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan proses boarding penumpang. Namun, dalam implementasinya, teknologi face recognition menghadapi tantangan berupa rendahnya minat pengguna dan keluhan terhadap kegagalan sistem dalam mengenali wajah penumpang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat penggunaan layanan face recognition PT KAI menggunakan pendekatan The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Model UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini mencakup empat variabel utama, yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions yang diuji terhadap variabel dependen behavioral intention to use. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 105 responden yang merupakan pengguna layanan face recognition PT KAI dan di atas usia 17 tahun. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performance expectancy, effort expectancy, dan facilitating conditions memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to use. Sementara itu, variabel social influence memiliki pengaruh tidak signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa persepsi pengguna terhadap kegunaan teknologi, kemudahan penggunaan, dan ketersediaan fasilitas pendukung berperan penting dalam mendorong minat pengguna untuk terus menggunakan layanan face recognition di stasiun PT KAI.