Pasar modal memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar saham di Indonesia. Selama periode 2015–2024, IHSG mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari luar negeri seperti suku bunga The Fed maupun dari dalam negeri seperti BI Rate dan volume perdagangan. Ketiga variabel tersebut diduga memberikan sinyal penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Teori sinyal menjelaskan bahwa informasi ekonomi seperti perubahan suku bunga dan volume perdagangan berfungsi sebagai sinyal yang ditangkap oleh investor untuk menilai kondisi pasar dan menentukan strategi investasi. Dalam konteks ini, sinyal dari kebijakan moneter dan aktivitas pasar memengaruhi ekspektasi investor terhadap risiko dan imbal hasil, yang pada akhirnya tercermin dalam pergerakan IHSG.
Penelitian ini menggunakan data bulanan IHSG, suku bunga The Fed, BI Rate, dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2024. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah total 120 observasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan model regresi linier berganda, serta penyesuaian menggunakan estimasi Newey-West untuk mengatasi autokorelasi dan heteroskedastisitas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Stata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, suku bunga The Fed, BI Rate, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial, suku bunga The Fed berpengaruh positif dan signifikan, BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan, sementara volume perdagangan berpengaruh positif namun tidak signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa IHSG lebih responsif terhadap dinamika suku bunga global dan kebijakan domestik daripada terhadap aktivitas pasar secara kuantitatif.
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi investor dalam merespons sinyal ekonomi global dan domestik dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi otoritas moneter dalam menjaga stabilitas kebijakan ekonomi. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti global economic policy uncertainty index atau foreign capital flow agar memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif terhadap pergerakan IHSG.
Kata Kunci |
: |
BI Rate, IHSG, signaling theory, suku bunga The Fed, volume perdagangan |