Perkembangan teknologi finansial di Indonesia melahirkan inovasi robo- advisor pada tahun 2017 sebagai alternatif layanan investasi digital. Fenomena ini didukung oleh pertumbuhan pengguna internet dan kebutuhan akan solusi investasi yang praktis, terutama selama masa pandemi. Meskipun kondisi saat ini menunjukkan jumlah Assets Under Management (AUM) yang dikelola oleh manajer investasi di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi terjadi penurunan pada pertumbuhan jumlah AUM yang dikelola. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun total aset yang dikelola oleh suatu manajer investasi bertambah, laju pertumbuhan atas total aset yang dikelola mengalami penurunan. Penurunan jumlah AUM bisa disebabkan oleh banyak faktor, yang salah satunya adalah akibat penurunan arus masuk investasi baru akibat skeptisisme atas nasihat investasi yang diberikan oleh robo-advisor. Pernyataan ini sejalan dengan temuan survei yang dilakukan oleh Romero pada tahun 2024, yang menunjukkan adanya penurunan frekuensi penggunaan robo-advisor oleh investor dalam mencari nasihat investasi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengguna dalam mengadopsi layanan fintech robo-advisor di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2). Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif dengan populasi yang terdiri atas individu di Indonesia yang telah menggunakan layanan robo-advisor melalui Bibit, Bareksa, atau Moduit. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan total responden sebanyak 150 responden. Analisis data dilakukan dengan metode analisis multivariat dengan Teknik Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM), untuk menguji signifikansi pengaruh sejumlah variabel independen, yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, price value, dan habit, terhadap variabel dependen behavioral intention dan use behavior, serta melibatkan age, gender, dan experience sebagai variabel moderasi. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan seluruh variabel independen sebagaimana dimaksud, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dalam hal pengguna mengadopsi fintech robo-advisor. Selain itu, faktor age, gender, dan experience terbukti secara positif memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Secara keseluruhan, tiga faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap behavioral intention adalah performance expectancy, habit, dan hedonic motivation, sementara yang paling berpengaruh terhadap use behavior adalah habit, behavioral intention, dan facilitating conditions. Disarankan agar penelitian selanjutnya menambahkan variabel seperti literasi keuangan, melakukan segmentasi sosiodemografis, dan menggunakan pendekatan longitudinal. Bagi perusahaan fintech seperti Bibit, Bareksa, dan Moduit, disarankan memanfaatkan temuan ini untuk mengembangkan fitur yang relevan, meningkatkan viliterasi keuangan digital. merancang strategi komunikasi yang efektif, melakukan diferensiasi fitur untuk meningkatkan daya saing.