Perancangan ulang interior Gereja HKBP Bengkulu Ressort Bengkulu Lingkar Barat dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kenyamanan, fungsionalitas, serta mencerminkan identitas budaya Batak Toba dalam ruang ibadah. Sebagai gereja Protestan beraliran Lutheran yang berbasis kesukuan Batak, HKBP memiliki tradisi peribadatan yang kuat dengan unsur adat, seperti penggunaan bahasa Batak, nyanyian tradisional, serta alat musik khas dalam ibadah. Proses inkulturasi budaya diterapkan dalam desain dengan mengadaptasi elemen arsitektur tradisional Batak Toba, seperti bentuk atap menyerupai Jabu, motif gorga sebagai ornamen, serta pemanfaatan material lokal seperti kayu dan batu alam. Selain aspek simbolik, perancangan ini juga menitikberatkan pada peningkatan fungsionalitas dan aksesibilitas ruang, seperti pengaturan tata ruang yang optimal, perbaikan sistem akustik, pencahayaan, dan penghawaan. Zona sakral dan non-sakral diatur dengan jelas guna mendukung berbagai aktivitas gereja, baik rohani maupun sosial. Penerapan teknologi hemat energi juga menjadi bagian dari solusi desain. Tujuan utama dari perancangan ini adalah menciptakan suasana ibadah yang sakral, hangat, dan menyatu dengan nilai-nilai budaya, sehingga dapat memperkuat ikatan spiritual dan kebersamaan jemaat. Desain ini diharapkan menjadi representasi harmonis antara kekayaan budaya lokal dan nilai-nilai ke-Kristenan yang kontekstual dan relevan.