Olahraga downhill merupakan salah satu jenis olahraga competitive dengan dihitung berdasarkan waktu tercepat dengan menggunakan jenis sepeda Mountain Bike (MTB) yang dirancang khusus untuk dapat melewati lintasan ekstrem. Salah satu contoh jenis lintasan ekstrem yang akan dilalui oleh sepeda ini adalah lintasan zigzag pada medan datar. Ketika melewati lintasan tersebut dengan kecepatan tinggi, pembalap akan memiringkan sepedanya mencapai 30? dan memposisikan badan sebaik mungkin untuk dapat mampu melakukan manuver belok yang baik. Hal tersebut dapat memengaruhi distribusi beban pada titik beban tertentu pada frame sepeda yang akan berdampak pada kemampuan frame sepeda untuk menahan beban tersebut. Selain kedua faktor tersebut, geometri sepeda seperti sudut head tube (HTA) juga dapat memengaruhi handling dan posisi badan pembalap yang berdampak pada distribusi beban pada frame. Apabila beban tidak terdistribusi dengan baik akan terjadi kerusakan pada part tertentu. Oleh sebab itu, pemilihan HTA pada desain frame sepeda MTB downhill harus tepat. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah akan dilakukan analisa geometri sepeda untuk mengetahui pengaruh HTA terhadap kekuatan frame sepeda MTB downhill. Untuk mengetahui pengaruh tersebut, HTA akan diubah sebesar +4? dan -4? dari sudut eksisting 70?, sehingga HTA yang akan diamati sebesar 66?, 70?, dan 74?. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan analisis statis menggunakan Finite Element Method dengan alat bantu software Autodesk Inventor untuk melakukan desain frame dan simulasi. Setelah simulasi dilakukan, seluruh desain frame sepeda mampu menerima gaya tanpa terjadi kegagalan (fracture) maupun deformasi plastis dikarenakan nilai maksimal von mises stress yang didapatkan kurang dari nilai yield strength. Hasil simulasi ditampilkan melalui grafik perbandingan nilai maksimal von misess stress, deformasi, dan safety factor. Grafik perbandingan nilai von mises stress dan deformasi memiliki tren yang sama yakni menurun dengan nilai tertinggi terjadi pada desain frame sepeda MTB downhill dengan HTA 66?. Nilai maksimal von mises stress tertinggi terjadi pada part rear end sebesar 40,56 dan nilai maksimal deformasi tertinggi terjadi pada chain stay sebesar 0,0266mm. Berdasarkan grafik tersebut semakin tegak HTA nilai von mises stress dan deformasi akan semakin menurun, namun akan terjadi kenaikan pada nilai safety factor. Sehingga desain frame sepeda dengan HTA 74? memiliki nilai safety factor yang tinggi yakni sebesar 10,01ul dengan nilai von mises stress 34,94 dan nilai deformasi sebesar 0,0258mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan sudut head tube frame sepeda MTB downhill dapat memengaruhi kekuatan frame ketika manuver belok namun tidak signifikan.