Karya tugas akhir ini berjudul “Representasi Kritik Sosial terhadap Hilangnya Identitas Budaya dalam Permainan Tradisional Anak-Anak melalui Karya Seni Instalasi.” Karya ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan terhadap pergeseran budaya bermain anak-anak di era digital, di mana permainan tradisional seperti engklek mulai tergantikan oleh aktivitas digital yang bersifat individual dan pasif. Akibatnya, nilai-nilai sosial, komunal, dan budaya lokal yang terkandung dalam permainan tersebut turut memudar. Melalui pendekatan kritik sosial, karya ini menyampaikan kegelisahan tersebut dengan menyoroti hilangnya identitas budaya akibat perubahan gaya hidup anak-anak yang semakin terpaut pada teknologi. Instalasi ini disusun menggunakan sembilan monitor komputer 19 inci yang membentuk pola permainan engklek klasik, menampilkan animasi stop motion bergaya gambar crayon anak-anak. Setiap layar menyajikan elemen visual yang merepresentasikan fragmen kenangan bermain—seperti lemparan batu, kaki melompat, hingga tawa anak-anak. Layar dimodifikasi dengan penghilangan lapisan polarisasi, sehingga hanya dapat dilihat melalui selembar filter film polarisasi, sebagai metafora bahwa kenangan masa kecil kini tersembunyi di balik gaya hidup modern. Karya ini tidak hanya menyampaikan kritik terhadap lunturnya budaya bermain, tetapi juga menawarkan bentuk adaptasi digital sebagai solusi. Dengan menyatukan unsur tradisional dan teknologi, instalasi ini bertujuan mengajak generasi muda untuk kembali mengenal dan menghargai permainan tradisional dalam kemasan yang lebih kontekstual dan relevan. Teknologi dalam karya ini bukan sebagai lawan, melainkan jembatan untuk menghidupkan kembali budaya yang hampir terlupakan.
Kata Kunci: Teknologi, Kritik Sosial, Permainan Tradisional, Identitas Budaya, Adaptasi Digital, Anak-Anak, Seni Instalasi