Kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjadi faktor penting dalam menunjang kegiatan operasional dan strategi bisnis, khususnya pada era globalisasi saat ini. Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi telah menjadi bagian penting dalam menciptakan efisiensi, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat daya saing. Namun, tidak semua perusahaan memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup mengenai pentingnya tata kelola teknologi informasi yang baik. Ketidaksiapan ini berisiko menimbulkan gangguan operasional, menurunkan efisiensi, serta menghambat pencapaian tujuan bisnis. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi kemasan box kaku dengan berbagai desain. Meskipun telah melayani banyak klien dan memiliki potensi bisnis yang kuat, perusahaan ini belum memiliki tata kelola teknologi informasi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi tata kelola teknologi informasi di PT XYZ dan merancang solusi berbasis integrasi dua kerangka kerja internasional, yaitu ISO/IEC 38500 dan COBIT 2019. Metode yang digunakan adalah Design Science Research, dengan tahapan identifikasi masalah, perancangan dan pengembangan, penyusunan rekomendasi, dan evaluasi hasil. Fokus analisis diarahkan pada dua domain utama dalam COBIT 2019, yaitu BAI04 Manage Availability and Capacity dan BAI09 Manage Assets. Proses analisis dilakukan dengan memetakan aktivitas pada domain BAI04 dan BAI09 ke dalam prinsip-prinsip ISO 38500. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Capability Assessment terhadap domain BAI04 Manage Availability and Capacity dan BAI09 Manage Assets, diketahui bahwa tata kelola TI di PT XYZ masih memiliki sejumlah kesenjangan, khususnya dalam hal pengelolaan kapasitas layanan dan aset teknologi informasi. Untuk menjawab hal tersebut, penelitian ini merancang rekomendasi berdasarkan prinsip performance yang dijabarkan mencakup aspek people, process, dan technology, serta menyusun roadmap implementasi. Dengan diterapkannya roadmap tersebut, diharapkan PT XYZ dapat menutup kesenjangan yang ada dan meningkatkan kualitas tata kelola TI perusahaan.