Penerapan teknologi e-retribusi di Pasar Manis Banyumas sebagai bagian dari inisiatif smart city menghadapi kendala dalam penerimaan oleh pengguna, seperti kurangnya pemahaman pedagang dalam menggunakan sistem dan rendahnya kesadaran akan manfaat e-retribusi. Hal ini berdampak pada optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi pasar. Penerimaan teknologi oleh pengguna menjadi kunci keberhasilan implementasi sistem e-retribusi. Analisis faktor penerimaan teknologi ini penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan efisiensi pembayaran pajak pasar, yang selama ini masih bergantung pada metode konvensional. Penelitian ini menggunakan metode Combined-Theory of Planned Behaviour-Technology Acceptance Model (C-TPB-TAM) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi e-retribusi . Metode ini menggabungkan aspek psikologis (TPB) dan teknis (TAM) melalui kuesioner kepada 84 responden, dengan analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) berbasis Partial Least Squares (PLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua hipotesis tidak memiliki pengaruh signifikan, sementara delapan hipotesis yang terkait dengan penggunaan e-retribusi diterima dengan pengaruh positif dan signifikan, termasuk PEOU memengaruhi ATT dengan nilai T-Statistic 3.333, PEOU mempengaruhi PU dengan nilai T-Statistic 1.978, PEOU mempengaruhi PU dengan nilai T-Statistic 60.437, PU mempengaruhi ATT dengan nilai T-Statistic 3.747, ATT mempengaruhi BI dengan nilai T Statistic 4.547, BI memengaruhi B dengan nilai T-Statistic 4.152, PBC mempengaruhi BI dengan nilai T-Statistic 5.581, dan SN memengaruhi B dengan nilai T-Statistic 2.484.